Posted in Networking

Pengenalan Wireless Networking

Pada hari ini saya ingin men-sharing pengetahuan yang saya pelajari dari sebuah video training computer yang berjudul Introduction To Wireless. Saya sangat menyukai metode pembelajaran yang menggunakan audio visual karena dengan cara seperti itu, saya lebih cepat untuk mengerti materi pelajaran yang diajarkan. Tulisan yang akan saya tulis ini adalah rangkuman dari materi yang telah saya pelajari didalam video training computer tersebut yang saya catat didalam buku catatan pribadi saya. Daripada buku itu nganggur, alangkah baiknya saya menulis ulang materi yang ada di catatan buku saya agar juga dapat bermanfaat untuk orang lain.. Semoga tulisan ini menambah wawasan bagi blogwalking.

Seperti sudah kita ketahui bahwa penggunaan wireless di dunia ini sudah sangat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari – hari kita, dengan adanya wireless kita tidak usah pusing dengan masalah kabel yang berantakan, dengan adanya wireless ini di rumah, kantor, dan kampus jadi tidak dibuat berantakan karena masalah kabel. Tapi dibalik keunggulan tersebut pasti ada juga dampak negative yang ada pada wireless, misalnya masalah sinyal yang sangat rentan gangguan, masalah jarak yang tidak sejauh penggunaan kabel, dll…tolong cari sendiri deh… 😛

Metode Transmisi Nirkabel
Adalah metode – metode yang digunakan wireless dalam mentransmisikan sinyal yang dipancarkan. Metode transmisi nirkabel dibagi menjadi 3 :

  1. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
    Juga dikenal sebagai Direct Sequence Code Division Multiple Access (DS-CDMA), DSSS adalah salah satu dari pendekatan modulasi spread spectrum untuk pengiriman data digital kecepatan tinggi melalui radio. Umumnya peralatan IEEE 802.11b menggunakan DSSS untuk memancarkan data-nya yang memberikan kecepatan sekitar 11Mbps. Setiap stasiun yang memancar akan mengkonsumsi bandwidth sekitar 22MHz.
    Setiap arus informasi yang akan di kirim akan di bagi menjadi potongan kecil-kecil dan setiap potongan akan menduduki channel yang ada dalam spectrum pancaran. Pada saat dikirim, seluruh data akan digabungkan dengan sebuah data berurut kecepatan tinggi (yang dikenal sebagai chipping code) yang akan mendefinisikan perbandingan spreading dari data. Pesawat pemancar dan penerima harus di sinkronisasi dengan kode spreading yang sama. Dua sambungan komunikasi dengan kode spreading yang berbeda dapat menggunakan frekuensi yang sama dan tidak saling mengganggu. Oleh karena itu, dalam sebuah channel dapat di tampung beberapa sambungan dengan kode spreading yang berbeda. Chipping code akan menolong dalam pertahanan terhadap interferensi dan juga merecover data menjadi data aslinya kembali jika terjadi kerusakan pada saat dikirim. 

    • Kebanyakan Wlan menggunakan ini
    • DSSS digunakan hampir semua 802.11b wlan radio
  2. Freuency Hopping Spread Spectrum(FHSS)
    Juga dikenal sebagai Frequency Hopping Code Division Multiple Access (FH-CDMA), radio FHSS akan memancar dan melompat / hopping pada frekuensi tertentu berdasarkan sebuah algoritma tertentu, yang dapat random atau direncanakan.
    Pemancar harus beroperasi dalam sinkronisasi dengan penerima yang akan di tune pada frekuensi pemancar setiap kali berubah frekuensi.Sistem dengan FHSS biasanya lebih lambat dari DSSS. Konsekuensinya, mengkonsumsi bandwidth lebih sedikit, sekitar satu (1) MHz atau lebih kecil. Akibatnya, kecepatan FHSS lebih rendah dari DSSS. Pengalaman di lapangan menunjukan bahwa biasanya FHSS dapat survive lebih baik untuk komunikasi atau untuk jaringan yang sangat padat. 

    • Lebih kurang dari DSSS
    • Transmisi FHSS jump/loncat diantara beberapa frekuensi


  3. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)
    Teknik mudulasi untuk komunikasi wireless broadband dimasa yang akan datang karena tahan melawan frekuensi selective fading dan interferensi narrowband dan efisien menghadapi multi-path delay spread. Untuk mencapai hal tersebut, OFDM membagi aliran data high-rate mejadi aliran rate yang lebih rendah, yang kemudian dikirimkan secara bersama pada beberapa sub-carrier. OFDM dapat dianggap baik sebagai metode multiplexing maupun metode modulasi.OFDM menggunakan sub-carrier yang banyak untuk mengirimkan aliran data low rate secara parallel.Penerima OFDM menghitung nilai spektrum pada titik maksimum dari masing-masing subcarrier, hal ini dapat memulihkan setiap sub-carrier tanpa interferensi ICI dari sub-carrier lainnya 

    • Digunakan 802.11a dan 802.11g
    • Mentransmisikan data menggukanan multiple gelombang penerima
    • Masing – masing gelombang membawa bagian dari pesan.

FHSS atau DSSS dengan mudah menembus dinding, memberikan jarak yang lebih luas, kurang tahan untuk interferensi atau gangguan sedangkan OFDM memberikan data rate tinggi dengan bandwidth kecil, daya tahan terhadap interferensi dan channel tidak overlap

Standar :

802.11 a

Dibuat pada tahun 1999, menggunakan frekuensi 5.0GHz, speed 54 Mbps. Menggunakan OFDM, tidak dapat berjalan dengan standar 802.11b, jarak kurang lebih 50 m.

802.11 b

Dikembangkan tahun 1999(release sama dengan 802.11a). Tidak compatible dengan 802.11a, menggunakan frekuensi 2.4GHz, speed 11 Mbps, standar pertama untuk Wifi-Aliance, WEP, menggunakan DSSS, jarak 100m

802.11 g

Dikembangkan tahun 2003, frekuensi 2.4GHz, speed 54Mbps, jarak 50m, menggunakan OFDM.
802.11 n Dikemangkan November 2003, speed 200-500Mbps, jarak 50m, frekuensi 2.4/5.0 GHz

802.11 i

WPA2, menggunakan AES, 48 bit, dibuat tahun 2004

802.11 e

QOS (Quality of service)

802.11 f

Roaming dan interoperabilitas multivendor

802.11 h

Eropa menggunakan frekuensi 5.0 GHz

802.1x

Bukan bagian dari 802.11. Standar tetap digunakan untuk otentifikasi. EAP(ExtensideAuthentification Protocol), EAP-TLS(Transport Layer Security), EAP-TLSS(Tunneling transport layer security)
Wireless Networking : SHF(Range 3-30 GHz)
RF Power = Watts 1 W = 1 amp @ 1 volt
Db = Ukuran kekuatan 1 mW = 0dB, 10 mW = 10dB, 1W = 30dB
dBm = Desibel Miliwatt (3 dan 10) logaritma
1 mW = 0 dBm 1 mW = 0 dBm
10 mW = 10 dBm 2 mW = 3 dBm
100 mW = 10 dBm 4 mW = 6 dBm
1 W = 30 dBm 8 mW = 9 dBm
  • Antena Semi Directional : Antena Panel atau Yagi
    Karakteristik : Line of Site, Fresnel Zone(Zona bulat panjang), EIRP(Effective Isotropic Radiated Power)
  • Attenuation adalah melemahnya sinyal karena jarak.
    Untuk itu diperlukan Boosters, Extender untuk memperluas jarak sinyal, ESS(Extended Service Set)

802.11 i :

  • EAP – TLS
    Sekuriti yang kuat, tetapi memerlukan certificate client, memerlukan PKI(Public key infrastructure) yang ada
  • EAP – TTLS
    Tidak membutuhkan certificate client, menggunakan TLS record untuk tunnel client
  • PEAP(Protected Extensible Authentification Protocol) = TTLS
  • LEAP(Lightweight Extensible Authentification Protocol) = Cisco WLan lama
  • EAP – MD5
    Versi lama, tidak digunakan secara luas
Bluetooth menggunakan FHSS, 2.4 GHz, 79 Frekuensi 8 Node
Device Class Strength Range 1 Master
Class 1 100 mW 100 m 1 Slave
Class 2 2.5 mW 10 m
Class 3 1 mW 1 m
RFID
Passive Tidak punya power internal, menerima sinyal dari central station, memakai signal untuk membalas pesan, jarak terbatas
Active Punya internal Battery, menyimpan informasi
Zigbee
Spesial didesign untuk automation, control, monitoring, IEEE 802.15.4, menggunakan DSSS, digunakan untuk PAN(Personal Area Network)
Zigbee Alliance, mendukung sampai 65.536, tidak compatible dengan Bluetooth / 802.11, alat dapat berjalan dengan baterai AA / AAA, gelombang radio tidak perlu berhadap – hadapan
  • War Driving : Kegiatan mencari wireless yang tidak aman
  • War Chalking : Menandai Access Point yang tidak aman dengan kapur
  • Penetration Testing Methodology
    OSSTMM, NIST SP 800-42, TRAWC, OCTAVE
  • War Linux(Wireless Pen Testing), NST, BackTrack
    Tools seperti Net Stumbler, Cain & Abel, Nessus, Nmap, Kismet, Dsniff, Ethereal / Wireshark

Semoga Informasi ini dapat meningkatkan pengetahuan anda…. 🙂

Author:

Teman yang baik, teman yang memaksa anda untuk terus berkembang...

Leave a comment